“Dan adalah Allah Maha mengawasi segala sesuatu” ( QS Al-Ahzaab:52)
“Dan akulah yang menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah Yang Maha Mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu” (QS al-Maa-idah:117).
Ayat diatas dengan jelas telah menjelaskan kekuasaan Allah dalam mengawasi makhluk-Nya, tidak ada seorang pun yang dapat bersembunyi dari pengawasan-Nya. Sehebat apapun kekuatan yang dimiliki manusia, tak memandang seberapa tinggi jabatan yang dimiliki manusia tersebut. Mungkin ia dapat menipu orang lain melalui kekuasaan yang dimiliki, namun ia tidak mampu menipu Allah.
Mengenai hal ini juga telah dicontohkan oleh Rasulullah untuk cinta tanah air, sehingga setiap bangsa yang ada diwilayah Negara itu harus membela negaranya jika dalam jalan yang benar. Walaupun begitu kesadaran untuk takut kepada allah lebih besar daripada takut kepada kepala Negara. Cinta Beliau kepada tanah tumpah darahnya tampak pula ketika meninggalkan kota Makkah dan berhijrah ke Madinah. Sambil menengok ke kota Makkah beliau berucap:
“Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah bumi Allah yang paling aku cintai, seandainya bukan yang bertempat tinggal disini mengusirku, niscaya aku tidak akan meninggalkannya”. Bahkan Rasululloh SAW mengatakan, bahwa orang yang gugur karena membela keluarga, mempertahankan harta dan negeri sendiri dinilai sebagai syahid sebagaimana yang gugur membela ajaran Agama, bahkan Al Qur-an menggandengkan pembelaan Agama dan pembelaan negara dalam firman-Nya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik, dan memberi sebagian hartamu (berbuat adil) kepada orang yang tidak memerangi kamu karena agama, dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama, mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain mengusirmu “(QS 60:8-9).
“Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah bumi Allah yang paling aku cintai, seandainya bukan yang bertempat tinggal disini mengusirku, niscaya aku tidak akan meninggalkannya”. Bahkan Rasululloh SAW mengatakan, bahwa orang yang gugur karena membela keluarga, mempertahankan harta dan negeri sendiri dinilai sebagai syahid sebagaimana yang gugur membela ajaran Agama, bahkan Al Qur-an menggandengkan pembelaan Agama dan pembelaan negara dalam firman-Nya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik, dan memberi sebagian hartamu (berbuat adil) kepada orang yang tidak memerangi kamu karena agama, dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama, mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain mengusirmu “(QS 60:8-9).
Dengan meyakinkan bahwa Allah adalah satu-satunya yang paling ditakuti maka keadaan hati tiap muslim akan menjadi lebih baik. Inilah yang disebut muslim yang ihsan karena dimanapun ia berada akan merasa takut kepada Allah SWT.
Dalam agama islam kepentingan bersama sangat dihormati, semua orang dapat memenuhi haknya asalkan tidak menghilangkan hak orang lain. Selain itu rasa solidaritas yang tinggi menjadikan rasa persatuan sangat erat. Mereka saling menuturkan salam kepada sesama, mereka melakukan hal itu karena itu adalah sunnah rasulullah. Dan mereka melakukan dengan niat lillahi ta’aala, yaitu dengan niat karena Allah SWT.
Agama islam juga menghormati untuk orang lain bebas beragama, kita lihat ketika nabi di Madinah agama yahudi dan nasrani tetap dihormati nabi untuk melaksanakan ibadah, ataupun ketika Khalifah Umar yang mempunyai kekuasaan luas. Ada agama non-islam dalam kekuasaanya namun Khalifah Umar bin Khatab tidak pernah memaksa mereka untuk masuk agama islam, walaupun mereka hidup dalam wilayah islam. Ketika islam kalah perang orang yahudi masih berdo’a semoga zaman islam dimenangkan dalam perang. Karena mereka merasa lebih aman dalam wilayah kekuasaan islam. Pajak yang dituntut oleh Khallifah digunakan untuk kesejahteraan mereka, walaupun berbagai agama hidup dalam islam dizaman dahulu. Namun mereka hidup berdampingan dengan damai.
Roda terus berputar, ada kalanya diatas dan dibawah. Di zaman sekarang ini keadaan orang islam masih diremehkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan politik suatu Negara. Orang-orang non-islam yang dulu sangat menghormati agama islam dan merasa tenang dalam wilayah kekuasaan islam, sekarang menjadi berbalik arah memusuhi islam. Memang hanya beberapa saja yang memusuhi tapi hasutan-hasutan yang dibuat mereka untuk menjelekkan islam semakin besar. Hal inilah yang menyebabkan orang islam sendiri menjadi tidak ada rasa bangga terhadap agamanya. Mereka yang mengaku beragama islam namun, tidak melakukan tindakan yang sesuai dengan hukum-hukum Allah.
Rasa takut terhadap Allah yang semakin memudar dan cinta dunia yang semakin kuat menjadikan orang islam semakin melemah. Dengan berbagai materi duniawi yang semakin menggoda keimanan orang islam zaman sekarang menjadikan tantangan yang semakin berat. Namun dengan tantangan yang semakin berat itulah yang menjadikan pahala semakin besar. Oleh karena itu, kita harus bisa mengimbangi tantangan ini dengan penguatan iman dan taqwa kita kepada Allah.
Dengan penguatan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT akan menciptakan individu yang juga saling menghormati dan mengingatkan sesama muslim. Dengan adanya saling menghormati dan mengingatkan sesama muslim akan terwujud sebuah keluarga seiman yang harmonis juga akan membantu terwujudnya persatuan . Kita bisa membayangkan karena jika setiap muslim tidak saling menghormati dan mengingatkan akan membawa dampak pada terpecahnya persatuan, dan setiap individu yang berjalan sendiri mudah disesatkan setan, seperti perumpamaan seekor domba yang menyendiri dari kawananya, ketika ia menyendiri dari kawanan domba, maka ia akan mudah dimakan oleh serigala, walaupun pengawasan tuannya masih terjangkau.
Comments
Post a Comment