Skip to main content

ASAL USUL KENDAL

Kendal merupakan sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di pantai Utara Jawa. Wilayah barat kabupaten kendal berbatasan dengan Kabupaten Batang dan Wilayah Timur berbatasan dengan Kota semarang. Kendal merupakan kota yang cukup tua dan namanya diambil dari sebuah pohon yakni pohon kendal. Pohon yang berdaun rimbun itu sudah dikenal sejak masa Kerajaan Demak pada tahun 1500-1546 M yaitu pada masa Pemerintahan Sultan Trenggono.
 
Awal mula cerita kendal yaitu pada zaman tersebut hampir sebagian besar Penduduk Jawa sudah memeluk agama Islam. Kerajaan Majapahit sebenarnya masih ada, cuma pamornya sudah menurun akibat perang saudara dan masuknya Agama Islam ke Tanah Jawa. Ditambah lagi bangsa Portugis yang perlahan-perlahan mulai menjalin hubungan dagang dengan pantai utara Banten. Sedangkan Kendal sendiri penduduknya sebagian besar masih beragama Hindu akibat pengaruh adipati Majapahit yang berkuasa saat itu, Mpu Pakuwojo. Beliau adalah adipati Majapahit yang masih tersisa dan juga beragama Hindu.

Pengaruh Islam sudah sangat luas akibat berdirinya Kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah yang juga merupakan putra asli Majapahit. Adipat-adipati lain banyak yang membelot dari Majapahit dan bergabung dengan Demak serta masuk Islam. Akibatnya Kerajaan Majapahit makin lama makin berkurang. Pada sekitar awal abad ke-16 terjadi perang antara Majapahit dengan Demak. Raden Patah merupakan putra Majapahit yang menjadi panglima perang dan menghadapi saudaranya sendiri. Pada awalnya kedudukan  seimbang tiba-tiba berbalik 180 derajat disebabkan membelotnya saudara Raden Patah. Sehingga pada akhirnya Majapahit dapat ditaklukkan sekaligus berakhirnya era Majapahit selama 3 abad (1284-1501).

Kembali ke Kendal, Mpu Pakuwojo adalah seorang Hindu yang bergaris-keras. Dia sangat menentang kehadiran agama Islam di Kendal. Bahkan bila ketahuan ada penduduk Kendal yang memeluk Islam dia akan menghukumnya.

Awalnya, datang seorang ulama sakti bernama Sunan Katong yang bemaksud menyadarkan Mpu Pakuwojo. Sunan Katong sendiri dulu juga seorang pertapa Hindu yang sakti. Tetapi akhirnya beliau masuk Islam. Ketika Sunan Katong bermaksud menyebarkan agama Islam di Kendal, Mpu Pakuwojo sudah jelas menentang habis-habisan dan malah menantang Sunan Katong untuk beradu kesaktian. Mpu Pakuwojo mulai mengeluarkan keris saktinya untuk menghajar Sunan Katong sehingga Sunan Katong terpaksa beradu kesaktian dengan Mpu Pakuwojo. Tetapi Mpu Pakuwojo mengalami kekalahan sehingga ia pun lari. Sunan Katong dan para santrinya terus mengejarnya. Mpu Pakuwojo sudah lelah berlari sehingga ia bersembunyi di batang pohon yang dibawahnya ada lubang seperti gua (Growong). Dia berpikir tidak ada yang tahu Bahwa ia bersembunyi disitu. Tetapi, takdir menentukan bahwa Mpu Pakuwojo tertangkap juga oleh Sunan Katong. Pada akhirnya Mpu Pakuwojo menyerah dan masuk agama Islam dengan syarat tidak terjadi kekerasan dan paksaan. Sunan Katong berkata "Di batang pohon inilah Mpu Pakuwojo sadar dan masuk agama Islam maka tempat ini saya beri nama Kendal. Kendal artinya pembuka jalan atau pembuka kesadaran”.
 
Pada masa selanjutnya daerah kendal dipimpin seseorang bernama Joko Bahu yag dikenal sebagai orang yang mencintai sesama dan pekerja keras sehingga ia berhasil memajukan daerahnya. Berkat keberhasilan itulah akhirnya sultan Agung Hanyakrokusumo mengangkatnya menjadi Bupati Kendal bergelar Tumenggung Bahurekso. Selain itu Tumenggung Bahurekso juga diangkat sebagai Panglima Perang Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628 untuk memimpin puluhan ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia. Pada pertempuran tanggal 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung Bahurekso beserta ke dua putranya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari perjalanan Sang Tumenggung Bahurekso memimpin penyerangan VOC di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1628 itulah kemudian dijadikan patokan sejarah lahirnya Kabupaten Kendal.

Perkembangan lebih lanjut dengan momentum gugurnya Tumenggung Bahurekso sebagi penentuan Hari jadi dinilai beberapa kalangan kurang tepat. Karena momentum tersebut merupakan sejarah kelam bagi seorang tokoh yang bernama Bahurekso. Sehingga bila tanggal tersebut diambil sebagai momentum hari jadi dikhawatirkan akan membawa efek psikologis. Munculnya istilah "gagal dan gugur" dalam mitologi Jawa dikawatirkan akan membentuk bias-bias kejiwaan yang berpengaruh pada perilaku pola rasa, cipta dan karsa warga Kabupaten Kendal, sehingga dirasa kurang tepat jika dijadikan sebagai pertanda awal mula munculnya Kabupaten Kendal.

Dari Hasil Seminar yang diadakan tanggal 15 Agustus 2006, dengan mengundang para pakar dan pelaku sejarah, seperti Prof. Dr. Djuliati Suroyo (guru besar Fakultas sastra Undip Semarang), Dr. Wasino, M.Hum (dosen Pasca Sarjana Unnes) H. Moenadi (Tokoh Masyarakat Kendal dengan moderator Dr. Singgih Tri Sulistiyono. Serta setelah diadakan penelitian dan pengkajian secara komprehensip menyepakati dan menyimpulkan bahwa momentum pengangkatan Bahurekso sebagai Bupati Kendal, dijadikan titik tolak diterapkannya hari jadi Kabupaten Kendal. Pengangkatan bertepatan pada 12 Rabiul Awal 1014 H atau 28 Juli 1605. Penentuan Hari Jadi ini selanjutnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2006, tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Nomor 20 Tahun 2006 Seri E nomor 15).

Comments

Popular posts from this blog

LEGENDA SEMARANG (Bahasa Jawa)

Ing jaman kuna ing Jawa Tengah ngadeg kerajaan Demak sing dadi salah sawijining kerajaan Islam. Wonten pangeran misuwur jenenge yaiku Raden Made Pandan. Piyambake niku ulama lan Muh. Akeh wong kang hormat lan segan marang Piyambake. Piyambake nduweni putra sing jenenge Raden Pandanarang. Sami uga kaliyan bapake, Raden Pandanarang misuwur minangka putra ingkang sopan, ramah, becik lan hormat marang wong tuwa. Banjur Raden Made Pandan ngajak putra lan pandherekipun kanggo ninggalake Kesultanan Demak. Wong-wong padha menyang kulon kanggo nggolek tlatah anyar sing bakal dienggoni. Pirang-pirang dina ing dalan, banjur Raden Made Pandan mandheg lan ngrasa remen karo daerah sing ditemtokake kanggo dumunung. Alas kasebut kabukak lan didegke pondok pesantren lan tanah tetanen. Ing panggonan anyar kasebut Raden Made Pandan ngajar agama Islam marang pandherekipun. Suwe-suwe ing Tlatah kono akeh wong kang teka ngolek ilmu agama ing pondok pesantren. Ing panggonan kasebut Raden Made ...

LEGENDA KABUPATEN KENDAL (Bahasa Jawa)

  Kendal minangka kabupaten ing Jawa Tengah sing dumunung ing pantai Lor Jawa. Wilayah Barat kabupaten kendal batase karo Kabupaten Batang lan Wilayah Timur batase karo Kota Semarang. Kendal minangka kutha sing cukup tua lan jenenge dijupuk saka wit kendal. Wit sing godonge akeh iku wis dikenal wiwit jaman Kerajaan Demak ing taun 1500-1546   yaiku ing mangsa pemerintahan Sultan Trenggono. Wiwitane cerita Kendal yaiku ing jaman semono meh setengahe wong Jawa wis mlebu agama Islam. Kerajaan Majapahit sejatine isih ana, nanging pamore wis mudhun amarga perang lan agama Islam mlebu Tanah Jawa. Ditambah, Portugis alon-alon ngadake kerjasama dagang karo pantai utara Banten. Nanging, kendal dhewe penduduke isih agama Hindu amarga adipati Majapahit sing mimpin wektu kui, Mpu Pakuwojo. Dheweke yaiku adipati Majapahit sing isih ana lan uga agamane Hindu. Islam wis wiyar sanget amargi ngadekke Kerajaan Demak sing digawe dening Raden Patah uga minangka putra asli Majapahit...

LEGENDA DESA LALAP

Zaman dahulu kala ada sebuah cerita di tanah Sulawesi. Di sebuah pedalaman yang belum berpenduduk, karena sebagian besar berupa hutan sehingga hanya orang yang berlalu lalang ketika pulang dan pergi. Daerah tersebut banyak ditumbuhi tanaman lalap. Tanaman ini digunakan warga sekitar untuk membungkus makanan agar tetap awet dan maknyus. Sebelum terjadi perluasan daerah, wilayah tersebut masih merupakan bagian dari tuladenggi, namun karena manusia semakin banyak sehingga sebagian warga berpindah dan mendirikan rumah di beberapa bagian di sekitar hutan. Pelan tapi pasti, mulailah tumbuhan lalap berkurang karena di bersihkan untuk dijadikan rumah-rumah warga. Seiring berjalannya waktu desa ini semakin berkembang sehingga desa tersebut dinamakan Desa Lalap.  Perkembangan zaman dan perluasan wilayah menyebabkan tumbuhan lalap semakin sulit untuk ditemukan. Walaupun masih ada jumlahnya semakin berkurang. Hal ini di dikarenakan bahan pembungkus dari plastik dan kertas karena leb...