Skip to main content

Hidup itu menyala

HIDUP dalam bahasa Jawa di sebut "URIP". Sedangkan dalam KBBI artinya adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. Jadi kalau sudah tidak ada, tidak bergerak dan tidak bekerja bisa disebut tidak hidup atau lebih tepatnya mati, dalam bahasa Jawa kasarnya MATEK yaitu nikmate entek (nikmatnya habis). Ya! Habis nikmat di dunia dan akhirat.

Selanjutnya adalah NYALA. Apa itu nyala? Dalam KBBI nyala adalah massa gas yang berpijar yang timbul dari benda terbakar. Contohnya: lampu pijar, lilin, kebakaran , ~kepala yang panas~ dan apapun itu yang timbul karena terbakar. Sedangkan Kalau dalam bahasa Jawa NYALA itu " URUP". karena dulu belum ada lampu pijar jadi anggap saja yang menyala lentera, obor, damar, api kecil, dan apa ajalah.

Karena sudah dibahas 1/1 sekarang digabungkan saja kata per katanya. Hidup itu Nyala menyala yang jika dibahasa jawa-kan Urip iku Urup sehingga dapat diartikan  bahwa hidup itu terus ada, bergerak, dan bekerja untuk memberikan cahayanya kepada yg lain atau memberi manfaat pada lainnya. Bisa juga diartikan bahwa hidup itu harus menerangi  orang lain, atau apa? Ya, apa ajalah? Suka-suka xan aja memaknai hidup.

Mari kembali ke tema. Lalu, kenapa sih Urip iku urup" ? Dan diibaratkan seperti obor,dsb yang menyala untuk menerangi sekitar? Padahal, obor juga dapat  berbahaya untuk sekitar?  Mari guys, kita bahas 1/1.

1. Obor atau lentera biasanya di taruh di samping jalan dengan tujuan agar dapat menerangi jalan- jalan disekitar nya. Lha, inilah yang diharapkan ada pada setiap manusia, yaitu saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jadi kalau ada orang yg salah diingatkan agar menuju kebaikan. Tapi ga berlaku dalam hukum mencontek ya, jadi kalau ada teman jawabannya salah tidak usah kasih jawaban yang benar. Karena kalau yang ini termasuk Perbuatan kemungkaran sehingga harus dicegah.

2. Obor atau lentera (api) itu terus bergerak. Salah satu watak inilah  yang diharapkan ada pada manusia, yaitu walau obor terkena angin, hujan, dingin, panas (padahal api sendiri itu sudah panas) diharapkan tetap hidup dan menerangi jalan. Maksudnya walaupun manusia itu mendapat masalah/ tekanan dari eksternal (putus cinta, jomblo, ga da uang) diharapkan tetap bergerak untuk membantu manusia lainnya. Membantu memberi semangat, uang ~kalau punya~ , dll. Dan manusia itu harus kuat, tahan banting, serta berani di segala Medan. Seperti warna merah pada api yang melambangkan keberanian.

3. Obor (api) itu dapat membahayakan sekitar. Ya memang benar, bahwa obor dapat membuat kebakaran disekitar jika tidak ditempatkan dengan baik. Ya, seperti itu jugalah watak manusia kadangkala dapat menyakiti manusia lainnya. Entah disengaja ataupun tak sengaja. Semua benda itu dapat berbahaya bergantung penggunanya, contoh: Kapur tulis bermanfaat jika digunakan untuk menulis sehingga menambah ilmu, namun jika dilemparkan ke mata orang, bisa masuk rumah atit sakit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua bergantung masing-masing pribadi mengendalikan sikapnya.

4. Terakhir, dan pada akhirnya obor tetap akan padam jua. Begitu juga Manusia akan tetap mati,  jika api yang padam bisa dihidupkan lagi, namun jika manusia mati? maka tidak akan hidup kembali.
Maka dari itu kalau masih Hidup, terus bergeraklah untuk bermanfaat bagi sesama. Sebab hidup bukan untuk diam atau tidur tapi untuk bergerak. Karena setelah mati akan tidur sepuasnya, sampe muntah-muntah le! dan ga akan ada yang berani bangunkan kecuali malaikat Allah.

Akhirnya tiba di penghujung tulisan, Urip iku Urup. Bermanfaatlah walaupun hal kecil, seperti memungut 1 sampah, atau membuang sampah pada tempatnya karena bisa jadi hal ini menjadikan pahala, disebabkan orang senang melihat lingkungan menjadi bersih. Kalau tidak bisa bermanfaat dalam hal besar maka bermanfaatlah dalam hal kecil, sebab terkadang hal besar itu seperti api besar jika tidak dapat mengendalikan! Menjadikan bahaya bagi orang lain dan dapat menimbulkan kesombongan bagi diri sendiri.
" Hidup dan terus  bergerak untuk menerangi makhluk lain???".

Comments

Popular posts from this blog

LEGENDA SEMARANG (Bahasa Jawa)

Ing jaman kuna ing Jawa Tengah ngadeg kerajaan Demak sing dadi salah sawijining kerajaan Islam. Wonten pangeran misuwur jenenge yaiku Raden Made Pandan. Piyambake niku ulama lan Muh. Akeh wong kang hormat lan segan marang Piyambake. Piyambake nduweni putra sing jenenge Raden Pandanarang. Sami uga kaliyan bapake, Raden Pandanarang misuwur minangka putra ingkang sopan, ramah, becik lan hormat marang wong tuwa. Banjur Raden Made Pandan ngajak putra lan pandherekipun kanggo ninggalake Kesultanan Demak. Wong-wong padha menyang kulon kanggo nggolek tlatah anyar sing bakal dienggoni. Pirang-pirang dina ing dalan, banjur Raden Made Pandan mandheg lan ngrasa remen karo daerah sing ditemtokake kanggo dumunung. Alas kasebut kabukak lan didegke pondok pesantren lan tanah tetanen. Ing panggonan anyar kasebut Raden Made Pandan ngajar agama Islam marang pandherekipun. Suwe-suwe ing Tlatah kono akeh wong kang teka ngolek ilmu agama ing pondok pesantren. Ing panggonan kasebut Raden Made ...

LEGENDA KABUPATEN KENDAL (Bahasa Jawa)

  Kendal minangka kabupaten ing Jawa Tengah sing dumunung ing pantai Lor Jawa. Wilayah Barat kabupaten kendal batase karo Kabupaten Batang lan Wilayah Timur batase karo Kota Semarang. Kendal minangka kutha sing cukup tua lan jenenge dijupuk saka wit kendal. Wit sing godonge akeh iku wis dikenal wiwit jaman Kerajaan Demak ing taun 1500-1546   yaiku ing mangsa pemerintahan Sultan Trenggono. Wiwitane cerita Kendal yaiku ing jaman semono meh setengahe wong Jawa wis mlebu agama Islam. Kerajaan Majapahit sejatine isih ana, nanging pamore wis mudhun amarga perang lan agama Islam mlebu Tanah Jawa. Ditambah, Portugis alon-alon ngadake kerjasama dagang karo pantai utara Banten. Nanging, kendal dhewe penduduke isih agama Hindu amarga adipati Majapahit sing mimpin wektu kui, Mpu Pakuwojo. Dheweke yaiku adipati Majapahit sing isih ana lan uga agamane Hindu. Islam wis wiyar sanget amargi ngadekke Kerajaan Demak sing digawe dening Raden Patah uga minangka putra asli Majapahit...

LEGENDA DESA LALAP

Zaman dahulu kala ada sebuah cerita di tanah Sulawesi. Di sebuah pedalaman yang belum berpenduduk, karena sebagian besar berupa hutan sehingga hanya orang yang berlalu lalang ketika pulang dan pergi. Daerah tersebut banyak ditumbuhi tanaman lalap. Tanaman ini digunakan warga sekitar untuk membungkus makanan agar tetap awet dan maknyus. Sebelum terjadi perluasan daerah, wilayah tersebut masih merupakan bagian dari tuladenggi, namun karena manusia semakin banyak sehingga sebagian warga berpindah dan mendirikan rumah di beberapa bagian di sekitar hutan. Pelan tapi pasti, mulailah tumbuhan lalap berkurang karena di bersihkan untuk dijadikan rumah-rumah warga. Seiring berjalannya waktu desa ini semakin berkembang sehingga desa tersebut dinamakan Desa Lalap.  Perkembangan zaman dan perluasan wilayah menyebabkan tumbuhan lalap semakin sulit untuk ditemukan. Walaupun masih ada jumlahnya semakin berkurang. Hal ini di dikarenakan bahan pembungkus dari plastik dan kertas karena leb...